Kamis, 02 Juni 2011

Mengkritisi Sanad Hadist

Mengamalkan hadis itu penting, tetapi mengetahui sanad hadis sebelum mengamalkannya itu lebih penting. Para shahabat selalu bersikap kritis terhadap hadist bukan karena curiga akan rawi yang berdusta, tetapi untuk memastikan suatu hadis itu benar adanya.

Ada suatu kisah terhadap kritik sanad yang dilakukan oleh shahabat Rasul. Suatu malam Umar bin Khatab berbincang – bincang untuk menanyakan kabar Ratu Ghassan yang akan menyerbu kaum muslimin, tiba – tiba pintu rumah Umar diketuk keras oleh orang yang tidak dikenal.
“Apakah Umar sudah tidur?” triakan lantang dari luar pintu. Dengan penasaran Umar membuka pintunya, dan ternyata tetangganya seorang anshar dari keluarga Umayah ibnu Zaid. Ia baru datang dari pengajian Rasullulah.
“Ada apa? Apa pasukan Ghassan sudah datang?” tanya Umar. “Tidak” jawab lelaki itu. “Ada yang lebih gawat, Rasullulah telah menceraikan istri – istrinya,” tambah silelaki.
Umar tercengang mendengarnya bukan lantaran salah satu istri Rasul adalah putrinya, Hafsah, tapi benarkah Rasul melakukannya? (Umar penasaran). Esok hari Umar datang untuk konfirmasi kepada Rasul. Keesokan hari sambil menegakkan kepala dan memandang Umar, nabi saw berkata “ Tidak”. Umar lantas mengetahui bahwa Rasul hanya bersumpah untuk tidak menggauli istri – istrinya selama sebulan.

Dari kisah ini dapat kita ambil teladan Umar untuk melakukan pengecekan terhadap kebenaran suatu berita dari Rasul. Dalam hal ini Umar tidak mengecek atau melihat identitas perawi yang membawa berita, sebagai tetangganya yang tahu akan karakter dan prilaku kebiasaanya. Tapi yang Umar lakukan kritik terhadap materi hadis, bukan perawi hadis. Setelah Rasulullah saw yang tahu otentitas hadis telah meninggal seharusnya kritik hadis sekarang lebih ketat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar