Senin, 25 Oktober 2010

Khalifah Masa Depan

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

Selasa, 07 September 2010

Kue Pahala

by Yusuf Mansur

Godaan sebagai seorang perempuan yang ingin berbelanaja sesekali untuk membeli ini dan itu dalam merayakan lebaran yang tinggal 10 hari lagi ini , dan juga kesibukan lain yang penanganannya harus disiapkan, seperti kue-kue kering, rendang serta bukaan puasa untuk anak-anak serta suaminya yang hanya menginginkan buatan Aisyah sendiri tanpa membeli di luar rumah. Namun dari itu semua yang terpenting adalah keinginan yang tinggi dari Aisyah untuk mengkhatamkan Al Quran berkali-kali seperti yang dilakukan kawan-kawan halaqohnya. Selain itu, motivasi dari suaminya membuat Aisyah menjadi kelabakan dan kewalahan untuk mendahulukan pekerjaan yang mana. Baginya semuanya penting bagi seorang wanita yang pengasih dan sayang keluarga seperti Aisyah.

Betapa inginnya Aisyah mencari baju lebaran buat anak-anak dan suaminya, tidak perlu yang mahal, yang penting manis, pantas dan enak dipakai. Toh hanya setahun sekali dipakainya dan betapa nikmatnya melihat suami dan anak anaknya berebut kolak dan sayur asem buatan Aisyah ketika mereka berbuka puasa dirumah. Selain itu Aisyah sangat ingin memasak rendang sendiri dengan bumbu yang tidak pedas serta kue-kue kering yang lucu untuk anak-anaknya. Aisyah juga ingin sekali melihat mata anak-anaknya berkedip-kedip menikmati gula salju yang meleleh didalam mulut bersama kue putih salju buatananya yang tidak dapat ditandingi oleh kue buatan toko sekalipun. Namun hentakan semangat untuk mengkhatamkan dan mentadabur Al Quran di penghujung ramadhan membuat Aisyah merasa harus memilih mana yang nyaman bagi dirinya dan keluarganya.

Semua itu kembali kepada Aisyah, karena semuanya adalah ibadah. Namun bila Aisyah tahu bahwa Imam Syafe’i sampai menghentikan majelis ilmunya hanya khusus mengkhatamkan Al Quran saja ketika ramadhan tiba dan bagaimana para sahabat ada yang menghabiskan bacaan Al Quran dalam waktu 3 hari saja serta ada juga yang 7 hari dan seterusnya, maka betapa Aisyah sebaiknya mengkhususkan dirinya kepada bacaan Al Qurannya saja. Toh baju lebaran bisa dibeli dimana saja, rasanya pun hanya sekilas saja karena anak-anak tak begitu memperhatikan baju yang dipakai walaupun berbeda dengan sehari hari, mereka akan gunakan juga asalkan warnanya sesuai dengan jiwa kekana-kanakannya Insya ALLah mereka mau pakai.

suami dan Aisyah sendiri, kan sudah dewasa jadi tidak perlu baju baru, cukup gunakan baju yang bersih dan spesial serta gunakan pengharum molto saja atau sesekali boleh bawa baju terbaik ke laundry agar nyaman dan enak dipakai. Maka hal ini akan terasa beda, juga untuk kue-kue kering, buatlah dari sebelum ramadhan, kan bisa disimpan lebih dari sebulan asal tahu cara membuatnya dan soal rendang buat penganan lebaran, dunia ini tak selalu indah, dan langit tak selalu cerah, tidaklah semua yang kita inginkan ideal di muka bumi ini harus kita lakukan dan kita dapatkan.

“Poor, Aisyah (kasihan aisyah..), ayo.. bersegeralah.., ramadhan tinggal 10 hari lagi, gunakanlah waktu ini untuk mendekatkan diri kepada Al Quran, mari kita tingkatksn ibadah sekhusyu mungkin agar mendapat malam yang lebih baik dari 1.000 bulan…” akhirnya bisikan hati nurani Aisyah memenangkan segalanya

Rabu, 01 September 2010

Telaga kehidupan

Keberadaan kita di dunia ini mempunyai makna. Sungguh malang ketika ada atau tidaknya kita itu tidak mempunyai makna dan pengaruh sama sekali terhadap masyarakat sekitar kita. Atau bahkan, justru keberadaan kita tidak diinginkan orang karena ketika kita hadir justru menjadi biang kerok dan pembuat masalah. Jika kondisi ini menimpa kita, duh, betapa tidak ada harganya kita di mata orang lain.

Untuk itulah, keberadaan kita sesungguhnya di dunia ini adalah sejauh mana kita bisa berbuat bagi orang lain, karena inilah rahasia pribadi unggul manusia bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Pertanyaannya, apakah kita lebih sering memberikan manfaat bagi orang lain, pemberi solusi atas berbagai masalah, atau sebaliknya, tukang pembuat masalah dan pemerkeruh suasana? Ingat bahwa air bisa memberikan kesejukan, tapi juga bisa memunculkan banjir bandang.

Kemudian, kita juga bisa mengamati bahwa air itu selalu menuju ke tempat tertentu. Kita pun begitu, kehidupan kita harus mempunyai orientasi yang jelas, tujuan hidup yang jelas, tak sekedar mengalir begitu saja. Dalam hal ini, persoalan waktu menjadi penting karena orang besar, waktunya adalah sebuah sejarah tersendiri. Kita semestinya pandai memanfaatkan waktu, bukan agar menjadi orang besar, tapi agar kita bisa banyak berbuat untuk sesama untuk sebuah manfaat. Untuk itulah, kita perlu merenung ulang tentang kebiasaan yang masih kita lakukan.

Berapa banyak waktu yang terbuang untuk menonton televisi, jalan-jalan ke mall atau bersenang-senang menikmati massa muda. Sementara, seperti kata Hasan Al-Banna ”Kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang tersedia”. Masihkan kita akan bermalas-malasan, sementara kita sering terlalu berbangga diri dengan identitas sebagai seorang muslim padahal jarang berjuang menyeru kebaikan apalagi mencegah kemungkaran. Duh, betapa malunya kita kepada Allah SWT ketika kita mengaku pejuang sejati.

Tak hanya sekedar itu, air ternyata juga mempunyai folosofi yang mendalam. Ketika ditahan atau dihambat dia akan terus mencari jalan lain, jalan keluarnya. Semasa dihambat itu, kekuatan air juga semakin besar. Lihat saja, misalnya ketika air dibendung, setelahnya akan menghasilkan energi yang besar. Inilah rahasia besar air yang kadang tidak kita sadari. Di dalam kehidupan keseharian kita, barangkali banyak persoalan atau bahkan konflik yang kita rasakan. Banyak orang yang memandang remeh cita-cita dan obsesi kita.

Namun, ketika kita berpikir positif atas berbagai onak dan duri yang melanda itu terkadang justru membuat kita semakin dewasa untuk menjalani kehidupan di kemudian hari. Syaratnya, tak usahlah terlalu banyak berkeluh kesah. Yang terpenting adalah tetaplah tegak berdiri, bergerak menyongsong obesesi-obsesi kita, Insyallah ketika kerja keras sudah kita lakukan, Allah pasti akan membalas dengan hasil kebaikan yang memuaskan bagi kita. Masalah hidup akan senantiasa ada, tinggal bagaimana kita mensikapinya. Dengan keluh kesah semata, atau bijaksana menghadapinya.

“…Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” (QS. Ath-Thallaaq:2-3)

Subhanallah, semoga setelah menuliskan ini saya akan tetap tegar menghadapi variasi seni kehidupan ini. Dan, tentu saja, saya berharap, setelah membaca goresan sederhana ini, Anda juga akan mempunyai semangat hidup yang lebih baik lagi. Salam cinta dan perjuangan…!

(ust.Yusuf Mansur)